lainnya,Zaini muda (Abah Guru Sekumpul)
kembali melaksanakan ibadah-
ibadah malam.Usai sholat
malam,beliau lanjutkan membaca
surah al- Kahfi,lalu tidur di
pembaringan dengan hati
tentram.
Dalam tidur beliau bermimpi berada
dipinggir pantai dengan
hamparan pasir putih yang
sangat luas.Zaini muda berdiri disana,menghadap laut biru
membentang tak berujung.Lalu,dari kejauhan tiba-tiba muncul
sebuah titik hitam yang terus
mendekat secara perlahan dan
kian membesar,sampai akhirnya
muncul bentuk yang menyerupai
sebuah kapal,dipinggir geladak
kapal itu terbentang tulisan
berwarna kehijauan yang
berbunyi"Safinatul aulia" (kapal
para Wali).
Kapal itu kemudian berlabuh
persis dihadapan Zaini muda.Dari
lambungnya terkuak sebuah
pintu.Terlihat dipintu itu
seorang penjaga dengan
pakaian dan serban serba putih.
Zaini muda terpesona,hinngga tak
terasa kakinya melangkah menuju
pintu yang terbuka.
Namun sang penjaga menghalanginya dan
dengan suara keras melarangnya masuk. Zaini muda terkejut,lalu
tidurnya terjaga,matanya dibuka
lebar-lebar dan beliau tersadar
bahwa semuanya hanyalah
mimpi belaka.
Mimpi serupa terulang lagi pada
dua malam jum'at berikutnya.Namun,pada mimpi yang ketiga
terjadi perubahan jalan cerita.
Zaini muda pada mimpi pertama dan
kedua tidak dibolehkan masuk,pada mimpi ketiga ini justru
dengan ramah dipersilahkan
masuk.
Setelah masuk ke dalam kapal,beliau
melihat banyak orang yang semuanya memakai pakaian
serta sorban serba putih.Sebagian ada yang dikenalnya,tapi lebih banyak lagi yang asing
baginya.Lalu muncul seorang tua
berwajah cerah
menghampirinya,menyapanya dengan santun dan ramah,dan
kemudian memeluknya.Pelukan
ini membuat Zaini muda terjaga dari
tidurnya.
Sampai sekian lama Zaini muda tidak pernah tahu siapa orang tua itu,dan kenapa ia
memeluknya begitu rupa.Selang
sepuluh tahun kemudian barulah
Zaini muda mengetahui bahwa lelaki
tua dalam mimpinya itu bernama
Habib Abdullah Barakbah saat
menemuinya di Bangil.
Oleh: Yuliansyah member grup Keberkahan Abah Guru Sekumpul.
0 komentar:
Posting Komentar