Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga.
Tiba-tiba, sekumpulan awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona. Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di hadapan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, “Wahai ‘Abdul Qadir, akulah Tuhanmu. Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain.”
Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata, “Aku berlindung dengan Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli.
Iblis bertanya, “Bagaimanakah engkau dapat mengetahui itu sebenarnya adalah aku?”
Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani menjawab, “Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat. Allah Swt tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, walaupun untuk orang-orang yang menjadi pilihan-Nya (wali-Nya).”
Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani “Aku telah mampu menipu 70 kaum dari golongan As-Salikin (yakni orang-orang yang menempuh jalan kerohanian) dengan cara ini ilmu yang engkau miliki lebih luas daripada ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu?
Sudah sepatutnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi.”
Syekh Abdul Qodir Al-Jaelanimenjawab, “Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, dari engkau. Bukanlah karena ilmuku aku terselamat, tetapi karena rahmat dari Allah Swt, Pengatur sekalian alam.”
0 komentar:
Posting Komentar